PENYAKIT ALAT KANDUNGAN, INFEKSI, DAN KELAINAN ORGAN PENYAKIT KANDUNGAN
Vulva, Vagina, dan serviks
1. Varises – kadang-kadang terjadi varises di sekitar vulva yang dapat menimbulkan perasaan berat atau nyeri. Varises ini kadang-kadang pecah pada kala pengeluaran karena mengejan atau karena mengejan atau karena tersinggung oleh bagian depan anak
Pengobatan:
Di luar kehamilan, disuntikan obat-obatan dalam vena yang melebar agar terjadi penutupan vena-vena tersebut.
Perdarahan yang timbul waktu persalian dapat dihentikan dengan meninggalkan bokong dan dengan tamponade.
Babkan infeksi kelenjar Bartholin, tampak labia mayora yang bersangkutan menjadi bengkak, nyeri, dan akhirnya terjadi abses. Sebaiknya, abses ini diinsisi sebelum persalinan karena merupakan sarang infeksi
Kita juga mengenai kista kalenjar Bartholin yang terjadi karena saluran keluar kalenjar tersebut tertutup. Pada kista ini, hendaknya di ekstirpasi ( sesudah partus ). Seandainya merintangi persalinan karena sangat besar, dapat dilakukan punksi.
2. Kondilamata – Sekitar vulva dan dalama vagina kadang-kadang timbul kondilomata ialah perumbuhan yang menyerupai kutil. Kondilamata lata merupakan kulit yang datar puncaknya dan merupakan tanda khas dari lues. Kodilamata lata banyak mengandung treponema palida Kondilomata akuminata merupakan kutil-kutil yang runcing dan biasanya timbul sebagai akibat fluor albus yang banyak, yang memungkinkan timbulnya virus.
Kondilamata ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan predisposisi karsinoma serviks. Sebaiknya, kondilamata ini diekstirpasi sebelum persalinan karena merupakan sarang infeksi.
3. Pintu yang lemah – Dalam kehamilan, dinding depan atau dinding belakang vagiba karena relaksasi otot dinding vagina dapatmenonjol ke luar dari vulva dan dapat menyebabkan sakit pinggang atau perasaan turun.
Selama kehamilan, keadaan ini tidak perlu diobati, tetapi istirahat rebah yang dapat mengurangi keluhan.
4. Tumor vagina – kadang-kadang kista Gartner, berasal dari saluran muller, biasanya di daerah lateral 2/3 atas vagina. Kista ini sedapat mungkin diekstirpasi, tetapi jika sulit dapat dilakukan pungsi cairan kista.
5. Karinoma serviks uteri – karsimona dari serviks dari menimbulkan secret berbau busuk biasanya bercampur dengan darah. Perdarahan kontak adalah perdarahan pada persentuhan ( setelah koitus atau buang air besar ) dan sering juga menimbulkan perasaan gatal pada kemaluan bagian luar.
Pada pemeriksaan dalam, teraba tukak atau tumor pada serviks yang rapuh dan mudah berdarah. Pada pemeriksaan inspekulo tukak atau tumor pada serviks dapat dilihat, dan perlu dibuat biopsy untuk diagnosi pasti. Diagnosi dini dibuat dengan pemeriksaan apusan serviks dan vagina.
Pengelolahan kehamilan
Dasar-dasar pengelolahan adala hamil muda dengan histerotomi dan kehamilan lanjut dengan seksio sesarea.
Jika kehamilan masih muda, pengobatan karsinoma serviks dengan cara penyinaran. Biasanya, dengan penyinaran abortus, tetapi jika dalam 4 (emapt ) minggu belum juga ini terjadi abortus, anak harus dikeluarkan dengan histerotomi karena anak akan cacat oleh pengaruh sinar roentgen.
Jika kehamilan sudah besar hingga anak dapat hidup didunia luar, anak dilahirkan dengan seksio sesarea.
Persalinan dilakukan 1-2 minggu setelah seksio sesarea.
Kelainan Pertumbuhan Rahim
Alat kandungan terjadi saluran muller kanan dan kiri yang pada ujungnya bersatu. Bagian yuang bersatu membentuk vagina bagan atas dan uterus sedangkan bagian yang tetap terpisah menjadi tuba.
Gangguan pertumbuhan saluran Muller dapat menimbulkan aplasi atau hipoplasi alat kandungan, sedangkan gangguan persatuan saluran Muller menimbulkan berbagai kelainan dari alat kandungan
1. Uterus durpleks – jika terjadi kehamilan pada salah satu uterus satunya ikut membesar dank arena lapisan otot kurang tebal dapat terjadi kelemahan
his dan ruotura uteri. Uterus satunya yang ikut membesar dapat menghalangi jalan lahir.
2. Uterus bikornis – Sering ditemukan letak sungsang yang dapat dilakukan versi. Mungkin terjadi abortus dan persalinan kurang bulan.
Pada uterus bikormis, pembukaan dapat terganggu oleh serviks satunya. Kornu yang kosong ikut membesar dan dapat merupakan tumornya. Yang menghangi jalan lahir. Mungkin terjadi inresia uteri dan rupture uteri.
3. Uterus subseptus - dapat menyebabkan letak lintang yang tidak dapat di lakukan. Jika plasenta melekat pada spentum, bersifat plasenta akreta. Unterus subseptus dapat juga menjadi penyebab abortus ( habitualis ).
4. Uterus arkuatus – dapat menyebabkan letak lintang.
5. Uterus bikornis dengan kornu yang rudimeter – dapat terjadi kehamilan dalam kornu yang rudimenter, yang sifat-sifatnya kehamilan ektopik.
Kehamilan ini terjadi dengan migrasieksterna, biasanya terjadi ruptur dan kornu setelah bulan ke-3 Pada operasi, kornu yang rudimeter ini sebaiknya diekstispasi.
Kelainan Letak Rahim
1. Retrofleksi uteri – uterus retrofleksi sering dijumpai pada wanita Indonesia dan
tidak usah kita anggap sebagai hal yang patologis. Jika terjadi kehamilan,
beberapa kemungkinan yang akan terjadi, yaitu :
a. Biasanya retrofleksi secara spontan.
b. Abortus
c. Inkareserasi dari rahim yang terus membesar dalam rongga panggul kecil :
retrofleksi uteri gravidi inkarserata.
Biasanya jika terjadi kehamilan, uterus dalam retrofleksi meluruskan diri dengan cara berangsur-angsur. Pelurusan ini dapat terhalang karena adanya perlekatan-perlekatan antara alat kandungan dan alat-alat sekitarnya, serta jika promontorum sangat menonjol.
Apakah retrofleksi menyebabkan abortus, masih disansikan. Namun, pada retrolfleksi uteri gravidi inkarserata kemungkinan abortus lebih besar. Jika kehamilan terus maju tanpa perbaikan letak rahim lebih besar. Jika rahim yang membesar ini akan mengisi seluruh rongga panggul dan terjepit.
Keadaan ini disebut retrofleksi uteri gravidi inkareserata. Inkaresasu baru terjadi antara minggu ke-13 – 17. Gejala-gejalanya adalah : a. Retensi urine sampai inkontinesia paradokasa. Keadaan ini dapat menimbulkan sistitis, pielitis, peilorenefritis, dan uremi. Bahkan dapat terjadi rupture dari kandung kencing yang menakibatkan peritonitis yang membawa maut. b. Tekanan pada alat-alat sekitarnya dapat menimbulkan perasaan nyeri, tenesmi, dan obstipasi. c. karena kurangnya ruangan, dapat terjadi abortus.
Jika wanita pada kehamilan muda mengeluh tidak dapat kencing, selalu harus
diingat bahwa kemungkinan terjadi retrofleksi uteri gravidi
Pengobatan :
Sebelum minggu ke-12, retrofleksi uteri gravidi tidak usah dihiraukan karena harus
uterus biasanya memperbaiki letaknya sendiri. Pasien boleh dianjurkan posisi lutut
pada malam hari dan pagi hari selama 10 menit.
Dengan letak demikian, uterus dapat jatuh kepdepan.
Jika pada minggu ke-12 uterus masih dapat retrofleksi, reposisi tanan diusahakan. Jika ternyata setelah beberapa hari uterus jatuh ke belakang lagi.,Setelah kehamilan mencapai 18 minggu dan jika sudah terjadi inkarserasi, pasien dirawat inap, dioasangkan kateter tetap dan kandung kencing dikosongkan berangsur-angsur supaya tidak terjadi pendarahan ex vacuo. Kemudian diusahakan reposisi dari luar, tetapi bila tidak berhasil, reposisi operatif harus dilakukan.
2. prolapsus uteri- jika uterus dengan prolapsus parsialis ( stadium 1dan 2 ) menjadi hamil, biasanya uterus yang membesar itu keluar dari rongga kecil dan terus tumbuh didalam rongga perut. Jika uterus naik, seviks ikut tertarik ke atas hingga prolapsus tidak tampak lagi atau berkurang.
Apabila uterus tidak keluar dari rongga panggul, akan terjadi karserasi yang menimbulkan abortus. Jika ada prolaps dalam kehamilan, baiknya uterus ditahan dengan pesarium sampai bulan ke-4 dan dianjurkan istirahat rebah sampai
bulan ke-4.
3. Elongasi koli ( serviks yang panjang ) – Serviks yang panjang menyukarkan penghamilan, tetapi biasanya tidak mennggangu kehamilan.
4. Mioma uteri – adalah tumor jinak dari otot-otot rahim.
Pengaruh mioma pada kehamilan adalah
a. Mengurangi kemungkinan kehamilan karena endometrium kurang baik.
b. Kemungkinan abortus lebih besar.
c. Dalam kehamilan, mioma kadang-kadang sangat membesar hingga menekan pada alat-alat sekitarnya
d. Dapat menimbuilan kelainan letak dan inersia uteri.
e. Dapat menyebabkan plasenta previa dan plasenta akreta.
f. Jika letaknya pada serviks, dapat mengahalangi jalan lahir.
Pengaruh kehamilan pada mioma:
Pada kehamilan, biasanya mioma membesar dan pada masa pascapersalinan dapat terjadi degnerasi merah, infeksi, dan nekrosis dan mioma
Pengobatan:
Sedapat-dapatnya diambil sikap konservatif karena enukleasi mioma pada kehamilan sangat berbahaya karena menimbulkan pendarahan hebat dan menimbulkan abortus.
Operasi terpaksa dilakukan jika ada penyulit-penyulit yang menibullkan gejala-gejala akut atau Karena mioma sangat membesar. Jika mioma mengahalangi jalan lahirm dilakukan seksio sesarea dan jika perlu disusul dengan histerektomi, tetapi apabila akan dilakukan enukleasi lebih baik ditunda sampai sesudah nifas.
5. Kistoma ovarium – pengaruhnya pada kehamilan dan persalinan adalah abortus dapat terjadi torsi dari tumor, dapat menimbulkan kelainan letak, dan dapat menghalangi jalan kahir.
Diagnosis mudah pada hamil muda dan sulit sekali jika uterus sudah besar, kadang-kadang baru diketahui adanya kista setelah persalinan.
Mengingat penyulit-penyulit yang mungkin tiul dan kemungkinan keguguraran, sebaiknya kista ovarium dioperasi walaupun penderita hamil. Namun, jika ada kemungkinan korpus luteum graviditatis ikur terangkat hingga terjadi abortus, sebaiknya operasi ditunda sampai bulan ke-4.
Pada saat ini, faal korpus luteum telah diambil alih oleh plasenta.
Sebelum dan sesudah operasi ibu diberi progesterone ( 25mg i.m/sehari )
Untuk memperkecil kemungkinan abortus.
Jika tumor itu baru ditemukan pada hamil tua, operasi ditunda sampai sesudah persalinan karena luka operasi yang baru sembuh daoat mengganguu kekuatan mengejan
Jika tumor menghalangi lahir, dilakukan seksio sesarea dan pangangkatan tumor sekaligus dalam keadaan darurat, misalnya karena tidak ungkin melakukan operasi, kista yang mengahalangi jalan lahir dapat dispungsi untuk menghindarkan rupture uteri.
PENYAKIT INFEKSI DALAM KEHAMILAN
Jika penyakit infeksi timbul pada seseorang wanita yang hamil, kita harus mempeersoalkan 2 pertanyaan, yaitu:
1. Apakah kehamilan memperburuk jalannya penyakit infeksi tersebut
apakah pennyakit infeksi, misalnya lebih berbahaya pada orang hamil.
2. Apakah penyakit infeksi tersebut memengaruhi kehamilan, misalnya atau
menimbulkkan abortus, persalinan kurang bulan, atau memengaruhi bayi
atau jalannya persalinan
Penyakit Infeksi Akut
dapat menimbulkan gangguan kehamilan hingga terjadi abortus, persalinan kurang bulan, dan kematian dalam rahim. Penyebabnya ialah karena janin mati oleh suhu tinggi oleh toksin-toksin atau kumannya sendiri yang menyebur ke dalam badan janin, dan kadang-kadang karena pendarahan dalam desiduaseperti pada tifus dan kolera.
Rubella pada wanita hamil ditakuti karena dapat menimbulkan cacat bawaan dan diduha bahwa penyakit virus lainnya mungkin menimbulkan cacat bawaan. Namun, sampai sekarang hanya rubelaviru, sitomega virus, dan herpesvirus homini yang tertogenik.
Pada umumnya, penyakit infeksi yang akut lebih berat pada orang hamil apalagi banyak tenaga dan juga karenba kehilangan darah, daya tahan ibu berkurang. Oleh karena itu, di samping pengobatan penyakit infeksinya, diusahakan supaya persalinan ditunda dengan istirahat rebah dan proseteron.
1. infeksi virus
a. varisela-Zoster – Adalah herpes virus DNA yang akan menetap secara laten setelah infeksi primer,di segmen dorsalis ganglion saraf . beberapa tahun kemudia akan terjadi reaktivitas dan menyebabkan Herpes Zoster atau shingles. Infkesi akan lebih berat pada saat kehamilan, meskipun pendapat ini masih kontroversi.
Pemberian varisela zoster immunoglobulin ( VZIG ) dapat
mencegah atau memperlemah infeksi. Dosis pemberian adalah
125 U per 10 kg intramulskular, dengan dosis maksimum 625 U atau 5 ( lima vial. Pemberian VZIG tidak diremkomendasikan secara rutin pada wanita hamil
b. Rubela ( German Mesles ) – disebabkan oleh virus, penyalit ini
menimbulkan eksantem. Jika timbul pada wanita hamil dalam triwulan pertama, 50% anak akan lahir dengan cacat bawaan, sperti katarak, kelainan jantung, kelainan telinga dalam yang menyebabkan tuli, atau mikrosefalus. Main muda kehamilannya wakt tu ibu diserang penyakit ini, makin besar kemungkinan anak menderita cacat bawaan.
Beberapa langkah yang di rekomendasikan dalam meneranras rubela, yaitu : 1) melakukan imunisasi pada orang dwasa, terutama wanita usia reproduksi dan 2 ) vaksinasikan/kontak langsung dengan pasien rubela atau mungkini sudah kontak dengan wanita hamil.
c. Sitomegalovirus – adalah herpes DNA yang berada dimana-mana
dan akhirnya menyerang banyak manisia. Infeksi perinatal antar 0,5-2% dari seluruh neonatus. Transmisi horizontal virus secara infeksi tetes dan kontak dengan air liur dan urine serta, trasmisi vertical dari ibu ke janin dan bayi, dan secara hubungan seksual.
Setelah infkesi primer, virus akan menjadi laten.
Morbiditas yang terjadi akibat infkesi virus ini dapat berupa retaedasi mental, kebutaan, ketulian, sampai kematian. Juga ditemukan ganguan neurologik pada bayi yang terinfeksi, meskipun pada saat lahir tanpa gejala
• Infeksi material – kebanyakan infeksi bersifat asimptomatik, tetapi sekita 15% orang dewasa mengalami sindrom, yaitu demam, faringitis, limfadenopati, dan poliartitis.
• Infekso congenital – Diebut sitomegalik inklusif, yang menyebabkan sindrom terdiri atas BBLR ( berat badan lahir rendah ), mikrosefal kalsifikasi intrakanial, korioretinitis mental dan motorik, kekurangpekaan saraf sensoris hepatosplenomegali, ikterus, anemi hemolitikm dan purpura trombositopenik.
Pengelolahan :
Tidak ada terapi yang efektif untuk infeksi maternal. Infeksi primer didiagnosis atas dasar peningkatan empat kali lipat liter lgG dalam serum atau lebih penting bila menemukan lgG sitomegalovirus antibody pada serum maternal.
d. Campak ( morbilli ) – Dapat meimbulkan persalinan kurang bulan infeksi intrauterine mungkiin terjadi
e. Influenza – Disebabkan oleh famili Ortomiksovirde yang terdiri atas influenza A dan B, yang merupakan RNA virus.
Prognosis baik jika tidak ada penyulit. Akan tetapi, apabila disetai pneumoni atau pleritis, prognosis bagi ibu dan anaka menjdi kurang baik dan apa bila demam berlangsung lebih lama dari 4 hari selalu harus kita curigai adanya penyulit ini.
Wanita hamil lebih mudah terkena pilek. Keadaan ini dapat menimbulkan infeksi puerpallis dengan streptokokus hemolitikus.
Infeksi saluran napas bagian atas juga merupakan kontraindikasi untuk narcosis umum oleh karena itu, ibu hamil harus jatuh dari oeang pilek.
Pegawai yang pilek tidak dibenarkan bekerja di bagian kebidanan untuk sementara waktu.
2. Infkesi Bakteri :
a. Salmonella dam segella – infeksi samonella dan shigella merupakan penyebab utama penyakit yang ditularkan melalui makanan. Gejala tersering adalah enteritis setelah memakan makanan yang terkontaminasi dan gejalanya, termasuk diare, nyeri perut, demam menggigil, mual, dan muntah. Bila bermainfestasi dalam bentuk penyakit tifus, dapat menyebabkan abortus atau persalinan kurang bulan. Kadang-kadang timbul dalam nifas. Vaksinasi terhadap wanita hamil tidak ada larangan. Apabila terjadi penyakit kolera, juga dapat menimbulkan abortus atau persalinan kurang bulan, dan anbgka kematian pada wanita hamil tinggi.
Pengobatan untuk salmonella yang tetap adalah golongan
Kloramfeniko, meskipun beberapa ahli memberikan terapi alternatif secara intravena, antara lain: trimetoprim-sulfametokasol, ampisilin, siprofloksasin, oflokasasin, atau sefoktasim.
Adapaun terapi untuk shigellosis yang paling efektif adalah terimetoprim-sulfametoksasol.
b. Pneumoni – Menimbulkan abortus atau persalinan kurang bulan. Jika terjadi persalinan, biasanya penyakit bertambah berat.
c. Listeriosis – Listeria monocytogenes merupakan penyebab yang jarang ada sepsis neonatus, tetapi mungkin tidak terdignosis. Organisme ini merupakan basil motil aerobic gram positif yang dapat diisolasi dari tanah, air, dan kotoran atau air limbah.
3. Infeksi protozoa
a. Toksoplasmosis – Infeksi Toksoplasmosis gondii dapat melalui beberapa cara, antar lain : dalam bentuk kista, dengan memakan daging yang mentah dan kurang matang, dan melalui kontak dengan oositpada kotoran kucing terinfeksi atau secara kongenital melalui transfer transplasental.
Imunitas maternal timbul sebagai perlingan terhadap infeksi intaruterin. Toksoplasmosis kongenital terjadi pada seorang ibu hamil yang terinfkesi dalam masa kehamilannya. Kebanykan infeksi bersifat subklinism didapatkan juga gejala antara lain berupa lemah, nyeri otot dan kadang-kadang limfaenopati. Infkesi dalam kehamilan dan menyebabkan komplikasi antar 1 sampai 5 per 1000 kehamilan. Risiko anin terinfeksi meningkat sesuai lamanya kehamilan, dan secara keseluruhan mencapai 50%.
Infeksi pada ibu yang pada trimester III dapat menimbulkan toksoplasmosis congenital lebih tingi prosentasenya dibandingkan dengan infeksi pada trimester 1 .Gejala toksloplasma congenital , yaitu berat badan lahir rendah , hepatosplenomegali , ikterus , dan anemi . Beberapan bayi menderita kelainan syaraf dengan kejang , klasifikasi intracranial ,retardasi mental , hidrosefal , atau mikrosefalus .
Pada perkembangan selanjutnya , dapat terjadi korioretinis
Penapisan :
Sampai sekarang , skrining serologis untuk tloksoplamosis prenatal tidak dilakukan secara rutin . konfirmasi yang paling akurat untuk infeksi aktif adalah meningkat nya titer lgG pada 2 kali pemeriksaan serum secara simultan dengan jarak waktu yang tepat .Titer yang sangat tinggi , yaitu lebih besar dari 1:512 , menunjukkan infeksi baru atau sedang menderita penyakit tersebut Kejadian kelainan bawaan seperti mkrosefal, ketulian, dan retardasi mental kanin dapat terjadi pada ibu dengan titer lebih besar 1 : 256.
Pengelolahan :
Terapi yang dianjurkan pada penderita aktif adalah spiramisin pengobatan dapat juga dikombinasikan dengan pirimetamin
Penyakit Menular Seksual ( PMS )
1. Siflis – Disebabkan oleh Spiroketa Tterpnema Pallidium.
Di USA, didapatkanpeningkatan insidensi siflis ( CDC, 1992 ). Peningkatan ini mencapai puncaknya tahun 1990, kemudian menurun lagi.
Perevalensi siflis adalah 2,5% tahun 1951 dan naik menjadi 3,9% tahun 1991. Prevalensi yang terjadi saat persalinan berkaitan dengan penyalahgunaan obat adiktif, infeksi virus imunodefinsiensi, buruknya perawatan antnatal, kegagalan pengobatan, dan reinfeksi. Sifilis antepertum dapat menyebabkan persalinan kurang bulan, kematian janin, infeksi neonatus secara transplasental, atau infeksi perinatak,
Manifestasi klinis :
Sifilis primer biasanya mempunyai masa inkubasi antara 10-90 hari, tetapi biasanya kurang 6 minggu. Kehamilan tidak memengaruhi jalannya sifilis. Sebaiknya, pengaruh sifilis terhadap kehamilan sangat besar karena menyebabkan persalinan kurang bulan, kematian anak dalam rahim, atau anak lahir dengan lues congenital. Sifilis masih merupakan penyebab yang penting dari kemarian anak. Infeksi terjadi tidak lama sebelum persalinan
(<6 minggu ), anak lahir sehat. Akan tetapi sebaliknya, makin jauh infeksi ibu terjadi makin baik prognosis bagi anak plasenta dari siflif sering lebih besar dari biasa banyak infarknya.
Diagnosis :
a. Jika dalam anamnesis terdapat riwayat persalinan kurang bulan atau kelahiran mati, sifilis harus dipertimbangkan.
b. Serologis: Vanereal disease research laboratory ( VDRL ) slide test ataus rapid plasma ragin ( RPR ) merupakan uji penapisan yang dapat dilakukan saat kunjungan pertama. Hasil positif akan diperleh setelah 4-6 minggu terinfeksi. Hasil tes serologis ini perlu dikonfirmasikan antibody absorption test ( FTA-ABS ) dan Microhemagglutination assay for treponema palladium ( PTHA )
c. Adanya gejala sifilis pada ibu, seperto efek primer atau kondiloma lata.
d. Tanda lues pada anak :
1. Hati dan limpa membesar .
2. Osteokondritis luetik
3. pemfugus luetik ( gelembung-gelembung berisi cairan pada kulit, juga pada telapak kaki dan tangan ).
4. Rintis hemoragi dan anemi.
5.
Tabel 6.1 Pengobatan yang direkomndasikan pada wanita hamil dengan siflis
KTEGORI PENGOATAN
• Sifilis awal * Benzathine penicilline 2,4 juta U IM dosis tunggal, ada juga
Yang menganjurkan dosis ulangan I minggu kemudian
• Sifilis > I tahun * Benzathine pencilline G 2,4 jam IM setiap minggu untuk 3
Kali pemberian
• Neurosifilis * Aqueous Crystalline pencilline G 2,4 juta U IV setiap 4jam
Selama 10-14 hari
Kadang-kadang anak sehat waktu lahir, tetapi gejala-gejala lues timbul setelah beberapa minggu atau bulan
Kita juga mengenal lues kongenita tarda dengan trias Hutchinson.
Karena banyak pasien tidak memperlihatkan gejala-gejala, pemeriksaan strologis ( VDRL atau TPHA ) secara rutin pada wanita hamil sangat diperlukan.
Terapi :
Penisilin masih merupakan pengobatan terpilih. Pengobatan yang direkomendasikan pada wanita hamil dengan sifilis dapat dilihat pada
Tabel 6.1
Tanda-tanda bahwa anak menderita sifilis, antara lain :
a. Titer strologis dalam darah anak lebih tinggi daripada dalam darah ibu
b. Titer naik dalam bulan-bulan pertama kehidupan.
c. Reaksi positif setelah 3 bulan.
d. Adanya tanda-tanda ostokondritis atau priositis pada foto Rontgen.
e. Adanya T. pallida dalam preparat yang dibuat dari kelainan kulit anak.
Terapi untuk bayi
Anak diberi 60.000 S penilsilin G/kb berat badan untuk menghindari reaksi Jarisch-Herxheimer, penilisin diberikan dengan dosis yang mula-mula rendah dan setiap hari dinaikkan.
2. Gonore – Penyakit ini disebabkan oleh Neiseria gonorrhoane, suatu gramenegatif diplokok. Sarangnya pada wanita ialah uretra, serviks dan kelenjar Barthonlini.
Gejala-gejala:
a. Kencing sakit, air kencing bernanah
b. Fluor albus bernanah yang kadang- kadang luar biasa banyaknya hinga menimbulkan kondilomata akuminata.
Gonore tidak mempengarahi kehamilan, baru persalinan dan nifas dapat menimbilkan penyulit sebagai berikut:
a. Biasanya gonokok tidak dapat menjajar ke atas karena terhalang oleh lendir kental dalam serviks
pada persalinan, lender hilang dan ostium terbuka hinga gonokok dapat naik dan terturut-turut menyebabkan endometritis dan salppingitis. Salpingitis dapat menimbulkan kemandulan hingga ibu dengan gonore sering kali hanya beranak seorang
( kemandulan seorang). Dapt juga menjadi penyebab kehamilan
Ektopik.
b. Anak yang melalui jalan lahir dapat kemasukan gonokok ke dalam
matanya dan menderita konjungtivitis gonoik
( blennorrhoea neonatorum).
Diagnosis dibuat dengan pemerikasaan getah utera dan vulva
pengobatannya ialah dengan suntikan 1.000.000 S Depot penisilin sehari selama 6-7 hari. Jika ada resintensi terhadap penisilin atau ada alergi terhadap penisilin diberi kloramfenikol 1 gr IV atau 1 M sehari selama 3 hari atau teramisin 4x250 mg sehari selama 5 hari,
3. Lymphopathia venereum ( lymphograbuloma venereum/ LGV ) –
penyakit ini disebabkan oleh virus C.Trachomatis. termasuk penyakit
kelamin yang dapat menimbulkan pengisutan jaringan, misalnya pada
rectum hingga terjadistriktur. Juga vagina, kadang-kadang menyempit
sedemikian rupa hingga persalinan harus diselesaikan dengan seksipo
sesarea. Pengobatannya dapat dilakukan dengan eritromisin atau
sulfinsoksasoi 4x500 mg selama 21 hari.
4. AIDS ( Acquired Immunodeficience Syndrome ) – dilaporkan di USA
Tahun 1981 pasien ini menderita penurunan imunitas selular. Tahun 1993
AODS menempati urutan ke-4, yang merupakan penyakit yang
Menyebabkan kematian pada wanita dan menempati urutan ke-7 penyakit
yang menyebabkan kematian usia 1-4 tahun. Tahun 1995 dilaporkan oleh
CDC ( the Centersfor disease control and prevention ) lebih dari 58.000
kasus AIDS pada wanita dan lebih dari 5.500 kasus anak-anak terinfeksi
perinatal.
Human immunodeficiency ( HIV ) adalah virus penyebab AIDS.
Kebanyakan kasus disebabkan oleh HIV/AIDS sangat mudah terserang
penyakit tertentu, misalnya pnumoni, TBC, dan enteritis. Umumnya virus
ini akan tinggal dalam darah bertahun-tahun sebelum timbul gejala. Secara
serologis HIV ditemukan setelah 2-16 minggu infeksi. AIDS didiagnosis
bila kelainan serologis tersebut manifest daam bentuk kumpulan gejala
patogenesis :
terhadinya penekanan kekebalan macam-macam gejala infeksi dan
neoplasma.
T limfosit dapat dideteksi secara fenitpe dengan mengenal atigen
permukaan yang dikenal sebagai CD4. jumlah T limfosit menurun dan CD4
pun menurun, terjadi gangguan kekebalan, dan akan timbul macam infeksi
opotunis dan beberapa neoplasma.
Gejala klinik :
Progresvitas enyakit dari asimtomatik viremia dampai terjadi saindrom
imun masih bellum jelas, tetapi rata-rata 10 tahun. Infeksi yang dimasukkan
dalam penyakit opotunis adalah kandidiasis pulmonal atau esophagus,
herpes simpleks persistern, tuberculosis, sitomegalovirus. Neumosistis
karinii, pneumoni, toskopplasmosis, sedangkan neoplasma adalah sarcoma
kaposisi limfoma B-sel, dan kanker serviks.
Kadar CD4< 200/ ul dapat dimasukkan sebagai AIDS
Uji Serologis:
ELISA ( Enzyme-Linked –Immuno-Sorbent-Assays ) diapakai untuk
antibody
HIV. Sensitivirus tes ELISA ini sebesar 99,5%. Bila uji ELISA (+) maka
masih diperlukan konfirmasi dengan tes suplementasi lain, misalnya
Western blot atau immuno fluorescence assay.
Penapisan:
Rekomendasi dari CDC. Prevention (1995) adalah petugas kesehatan harus yakin bahwa semua wanita hamil sudah diberikan konsultasi dan dilakukan tes terhadap infeksi HIV untuk mengetahui status infeksi wanita hami; tersebut dengan tujuan ganda, yaitu untuk kesehatan wanita hamil tersebut dan untuk menurunkan risiko tranmisi HIV perinatal.
Di Indonesia hal ini belum memungkinka dilakukan, uji serologis secara rutin tidak dapat dilakukan karena mahal.
Bagaimana Cara Penyebaran/Tranmisi HIV:
HIV dapat diisolasii dari cairan tubuh, seperti; semen, darah, getah vagina, air susu, cairan serospinal, ludah, dan airmata.
HIV dapat disebarkan melakui hubungan seksual per vaginam seks per
anal pemakaian jarum suntuk intravena bekas orang yang terinfeksi, tranfusi dengan darah yang ternfeksi.
a. Aktivitas lain yang menyebarkan semen, darah, atau getah vagina masuk kemulut, anus, vagina, atau mengenai luka
b. Pada wanita hamil dengan HIV (+), dapat terjadi infeksi HIV terhadapjanin dalam kandungan atau saat persalinan ( infeksi vertical ). Kadang-kadang melalui air susu ibu. Akan tetapi, oleha karena banyak bayi meninggal karena malnutrisi yang diseratai infeksi oportunis, wanita dengan HIV ( + ) boleh menyusuo bayinya
HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak badan, makan bersama-sama, pakaian, atau pemakaian toilet umum.
Bagaimana HIV/AIDS dapat dicegah
HIV/AIDS dapat dicegah dengan cara yang sama seperti PMS lainnya. Langkah-langkah sebagai berikut : (1) abstinensia, (2) memiliki pasangan seks satu dan tidak terinfkesi, (3) biasakan memakai kondom, dan (4) tidak memakai jarum suntik yang tidak seril.
Pencegahan transmisi vertical :
Dua cara pendekatan yang dianjurkan untuk mencegah transmisi vertical ( ibu ke anak ) adalah pengobatan antiretrovirus dan persalinannya dengan seksio sesarea.
Pengelolahan:
Protokol pemberia zidovudin untuk penderita AIDS.
Zidovudin, 5x100 mg per oral mulai kehamilan 14-34 minggu kehamilan dan dilanjutkan selama kehamilan. Ditambah Zidovudin intrapartum ( loading dose ) 2mg/kg ( IV ) dilajutkan dengan pemberian infus 1mg/kg dan Zidovidin sirup diberikan untuk bayi baru lahir dengan dosis mg/kg setiap 6jam untuk 6 minggu pertamakehidupan.
Konseling perlu diberikan pada wanita yang menderita HIV (+) sejak
awal kehamilannya dan terus-menerus untuk memberikan dorongan
psikologis.
PENYULIT KEHAMILAN KARENA PENYAKIT ORGAN
Penyakit Jantung
Penyakit jantung terbanyak disebabkan oleh rheuma (90%) dan biasanya dalam bantuk sisnosis mitralis. Di samping itu, dapat disebabkan oleh kelainan jantung kongental dan penyakit oto jantung .
Penyakit jantung pada wanita hamil masih merupakan penyebab kemarian yang penting. Bidan sulit mendiagnosis penyakit jantung, mungkin baru diketahui jika ada dekompensasi, seperti : sesak napas, jantung yang berdebar-debar, sianosis, kelainan nadi, edema, atau asites.
Dokter dapar mendiagnosis penyakit jantung atau adanya :
a. Bising diatolis atau bising sistolis yang kuat.
b. Pembesaran jantung pada gamba roentgen
c. Adanya aritimia ( bunyi yang tidak teratur ).
Pasien dengan penyakit jantung biasanya dibagi dalam 4 golongan, yaitu:
Gol. 1 : Pasien yang tidak usah membatasi aktivitas fisik
Gol 2 : Pasien yang harus membatasi aktivitas fisik. Jika melakukan pekerjaan
sehari-harinya, akan terasa capai, jantung berdebar-debar sesak nafas,
atau terjadi angina pectoris.
Gol .3: Pasien yang harus sangat membatasi aktivitas fisik ;pasien golongan ini
Senang dalam istirahat,tetapi jika bekerja sedikit saja timbul keluhan-
Keluhan seperti diatas.
Gol .4: pasien yang tidak bias melakukan sama sekali aktivitas fisik tanpa
Keluhan-keluhan diatas
Klasifikasi ini penting untuk prognosis, selain itu hall-hal tersebut memengaruhi
Prognosis, antara lain:
1. umur pasien
2. anamnesis penyakit ; jika pernah dalam keadaan dekompensasi, prognosis kurang baik .
3. filbrilasi jantung
penyakit jantung yang berat dianggap menyebabkan persalinan kurang bulan atau kematian intrauterin karena janin kekurangan O2 .sebaliknya, kehamilan sangat memberatkan pekerjaan jantung sehingga golongan 1 dan 2 dalam kehamilan dapat masuk ke dalam golongan 3 atau 4.
pengobatan
pada penderita penyakit jantung diusahakan untuk membatasi penambahan berat badan yang berlebihan,anemi secepat mungkin diatasi dan preeklampsi sedapat-dapatnya di jauhkan karena sangat memberatkan pekerjaan jantung.
Dalam pengobatan penyakit jantung ada 4 hal yang harus di perhatikan yaitu :
1. Cukup istirahat; 10 jam istirahat malam ½ jam setiap kali setelah makan hanya pekerjaan ringan diizinkan
2. menghindarkan infeksi terutaman infeksi jalan pernapasan bagian atas pasien harus menjauhkan diri dari orang-orang pilek atau sakit kerongkongan
3. tanda-tanda dini dekompensasi haru cepat diketahui, seperti: batuk darah, ronki basal dan dispneu.
4. sebaiknya pasies masuk rumah sakit 2 minggu sebelum persalinan, untuk istirahat
Pimpinan persalinan
Untuk menjauhkan infeksi, biasanya diberi antibiotic selama persalinan dan dalam nifas.
Pada pimpinan persalinan dengan penyakit jantung tidak boleh, teralalu lama mengedan. Jika 15 menit setelah mengedan anak belum lahir, dilakukan ekstraksi forseps dengan anestesi local. Waktu persalinan kepala dan dada ditinggikan.
Nadi dan pernapasan dicatat tiap ½ jam dalam kala 1 dan tiap 10 menit dalam kala II. Nadi di atas 115x/ menit dan pernapasan di atas 28x/ menit harus dilaporkan. Jika terjadi dekompensasu, biasanya diberi morfin dan digitalis. Sesudah persalinan, bainya dipasangkan gurita untuk mencegah terjadinya kolaps .
Semua pasien dengan penyakit jantung harus istirahat rebah selama 2 minggu dalam nifas dan diberi antibiotic untuk mencegah endokarditis.
Sebaiknya pasien penyakit jantung tidak hamil lagi. Kontrasepsi yang dianjurkanadalah kontrasepsi mantap.
penyakit Hati dan Usus
1. Hepatitis – Merupakan penyakit hati yang paling penting pada kehamilan.
Penyakit ini disebabkan sekurang-kurangnya oleh 5 jenis virus. Virus
Hepatitis A,B, dan D ( agen delta dari hepatitis B). dikenal juga hepatitis C
dan E yang dahulu disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B.
patogenesis
Hepatitis A dahulu dikenal sebagai hepatitis infektiosa, yang ditularkan
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus RNA
melalui Gejalanyya ringan, kadang-kadang tidak terdiagnosis.
Hepatitis B dahulu dikenal sebagai hepatitis serum, yang ditularkan/
trasmisi melalui darah transmisi, semen, getah vagina, dan air liur yang
mengandung virus DNA. Dikelompokan sebagai penyakit menular seksual.
Hepanitis B merupakan penyakit endemisdi asia dan Afrika.
Gejalanya dapat menjadi dapat menjadi Flminan hepatitis
Hepatitis delt walaupun suatu virus RNA mempunyai sifat trasmisinya
sama saperti hepatitis B dan gejalanyalebih ringan, lebih cepat sembuh
tetapi dapat pula menjadi hepatitis kronis.
Hepatitis C adalah suatu RNA. Trasmisinya sama denhan hepatitis C
adalah suatus virus RNA. Trasmisinya sama dengan Hepatitis B.
Hepatitis E adalah hepatitis virus yang mempunyai sifat seperti
hepatitis A
adalah hepatitis virus yang mempunyai sifat seperti herpatitis A. ditularkan
melalui makanan dan banyak terjadi di Negara berkembang.
Gejala-gejala
Gejala-gejala permulaan ialah panas, anoreksia, perasaan lelah, sakit kepala, ]
mual-muntah, dan air kencing berwarna tua. Kemudian tmbul ikterus.
Gejala mual-muntah harus diingat bahwa kemungkinan herpatitis;
jangan sekaku nmengira bahwa mual-muntah disebabkan oleh kehamilan.
Pada wanita hamil, hepatitis dapat menyebabkan aortus dapersalinan
kurang bulan. Pendarahan sesudah persalinan mungkiin banyak sekali dan
setelah partus kadang-kadang timbul atrofi hati kuning yang akut yang
membawa maut
Terapi ialah hospitalisasi, istirahat rebah, dan diet yang baik. Kadang-
kadang diberi kortikosteroid untuk mencegah pendarahan pascapersalinan
sering diberi Vit. K.
Pemberian vaksinasi pada bayi baru lahir: bagi bayi dengan ibu
sebagai karier virus hepatitis B, perludiberikan hepatitis B immune globulin
segera setelah lahir, diikuti vaksin hebatitis B.
Wanita hamil dengan risiko tinggi terjadinya hepatitis B dapat
diberikan vaksin hepatitis B dalam masa kehamilannya.
2. Apenditis akut – Gejala-gejala sama dengan di luar kehamilan, hanya titik
nyeri berpindah ke atas dengan lanjutnya kehamilan karena apendiks terdesak
ke atas oleh rahim yang membesar. Serangan biasanya terjadi trimester I dan II
Apenditis harus segera dioperasi, walaupun pasien hamil karena jika
dibiarkan dapat ditimbul ruotur apendiks, disusul dengan peritonitis yang
sangat berbahaya
untuk memperkecil kemungkinan abortus dan persalinan kurang bulan
sebelum dan sesudahnya operasi, diberi progestin.
KELAINAN ENDOKRIN
Diabetes mellitus – Sebelum insulin ditemukan kebanyakan wanita dengan diabetes mandul bahkan menderita amenore. Sejak ditemukannya insulin, intertitilitas pada diabetes turun 95% ke 2%.
Penyebab kemandulan ini tidak begitujelas, mungkin karena gangguan pertimbangan hormonal atau karena kekurangan gizi. Diabetes biasanya ditemukan pada wanita yang sudah angkat lanjut umumnya.
Adanya gula dalam urine harus mendorong kita untuk memeriksa ada tidaknya diabetes, walaupun kadang-kadang reduksi yang positif pada wanita hamil disebabkan oleh laktosuri ( adanya laktosa ialah gula airsusu dalam air kencing ) atau karena glukosuri renal, yang ambang ginjal untuk glukosa turun hingga ada glukosuri walaupun kadar glukosa dalam darah normal. Laktosuri dapat timbul dalam 6 minggu terakhir dari kehamilan dan dalam nifas.
Diabetes mellitus getasional ( DMG ) adalah suatu into leransi karbonhidrat, ringan ( toleransi glukosa terganggu ) maupun berat ( diabetes mellitus ), yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.
Pengaruhi kehamilan pada diabetes:
Diabetes dalam kehamilan lebih sukar diatur karena toleransi terhadapt glukosa berubah-ubah. Wanita yang hamil juga mudah menderita asidosi dan kadar insulin yang diberikan bervariasi.
Tabel 6.2
GLUKOSA PLASMA VENA ( MG/DL )
Puasa 2 Jam
Normal < 100 < 140
Diabetes mellitus ≥ 140 > 200
TGT 100 -139 140-199
TGT : Toleransi Glukosa Terganggu
Pengaruh diabetes pada kehamilan:
Pengaruh ini, tergantung apakah diabetes terbengkalai atau diobati dengan baik, diabetes tetap meninggalkan kematian perinatal. Pengaruh tersebut adalah :
1. Kemungkinan gestosis 4x lebih besar.
2. Infeksi lebih mudah terjadi, terutama pielitis dan pielonefritis.
3. Kemungkinan abortus dan persalinan kurang bulan sedikit lebih besar
4. Bayi sering besar diduga penyebabnya ialah hormone pertumbuhna yang
Berlebihan atau faktor genetic. Walaupun anaknya besar, secara fungsional
sering bersifat sebagai anak lahir kurang bulan sehingga dupergunakan
istilah foetus dysmaturus. Bayi-bayi ini harus dirawat sebagai anak lahir
kurang bulan.
5. Anak sering mati intrauterine, terutama sesudah minggu ke-355. kematian
ini diduga disebaban oleh hipoglikemi
6. Setelah lahir, anak sering mengalami hipoglkemi dan hipoksi
7. Hidramniio sering terjadi; jika timbul hidramnion, kematian intrauterin
meningkat sampai 35%.
8. Kelainan Kongenital lebih sering dijumpai
9. Perdarahan pascapersalinan lebih besar kemungkinannya
10. Laktasi kadang-kadang kurang
Diagnosis:
Wanita hamil ( keadaan puasa ) diberi glukosa 75 gram, kemudian diambil plasma vena puasa, dan dua jam setelah minum glukosa.
Pengelolahan :
Kerja sama denga spesialis penyakit dalam merupakam syarat mutlak untuk keselamatan ibu dan anak. Untuk mencegah embripati, kerja sama ini sudah harus dimulai pada hamil muda bahkan sebaiknya sebelum kehamilan.
Tujuan yang terpenting ialah pengawasan dan pengendalian diabetes. Di samping itu, harus diperiksa keadaan pembuluh darah ( pemeriksaan fundus samping itu, harus diperiksa keadaan pembuluh darah ( pemeriksaan fundus okuli ) dan faal ginjal. Penting juga pengawasan paru karena pada diabetes lebih mudah terjadi aktivasi dari penyakit paru ( TBC ).
1. segerasetelah diagnosis dibua, pasien dimasukkan rumah sakit untuk penilaian dan menetukan pengobatannya. Kemudian dilakukan pengawasan, pada kehamilan yang masih muda dua minnggu sekali pada kehamilan tua setiap minggu, pengawasan meliputi pemeriksaan labpratorium, penentuan diet , dan penyesuaian dosis insulin
2. Pada bulan ke-7, pasien sebaiknya dirawat inap lagi untuk beberapa hari karena pada saat inisering terjadi perubahan toleransi. Tentu pasien juga dirawat inap setiap waktu jika ada penyulitseperti asetonuri, gestosis, dan infeksi
3. Pada kehamilan 34 minggu, pasien dirawat lagi dirumah sakit untuk persiapan persalinan.
Persalinan anjuran sebelum saat persalinan yang diperhitungkan, perlu
Dipertimbangkan mengingat kemungkinan kematian anak menjelang akhir kehamilan. Pemeriksaan ultrasonografi dan kardiotokografi dilakukan serial setiap minggu .
Amniosentesis dilakukan mengetahui kematangan paru.
Persalinan anjuran dilaksanakan bila ditemukan pertumbuhan janin terhambat
( PJT ), gawat janin, dan makrosomi, bila perlu, diberikan steroid untuk kehamilan 40 minggu.
Beberapa keadaan mengarahkan kita pada pilihan seksio sesarea sebagai berikut :
1. Adanya gestosis
2. Anak yang sangat besar
3. Gawat janin
4. Pertumbuhan janin terhambat
5. Primi tua
6. Adanya kelahiran mati pada namnesis
Berbagai macam obat insulin
1. Insulin Kerja Cepat-Humulin R ( 40 IU, 100 IU ) dan Actrapid Human 40,100.
2. Insulin Kerja Menengah – Monotard Human 40, 100 dan mixtard 30/70.
Prognosis:
Jika dahulu angka kematian ibu ±50%, sekarang berkisar antara 0,4-2% sebaliknya,angka Kematian anak tetap tinggi , yaitu antara 10-20%.
Prognosis anak dipengaruhi oleh beratnya diabetes, lamanya ibu menderita diabetes, apakah sudah ada kelainan pembuluh darah, dan apakah terjadi penyulit kehamilan.
Penyebab kematian anak antara lain :
1. Kelainan metabolik – Asidosis, koma, dan, dan hipogikemi
2. Penyakit kehamilan – Getosis dan hidramnion.
3. Kelainan pertumbuhana janin.
Selain dari kematian, juga morbiditas dari anak-anak ini lebih tinggi, kelainan kongenital lebih sering terjadi, anak dapat keturunan diabetes, kelainan saraf, dan dapat terjadi.
Penyakit Darah
Anemi dapat disebabkan oleh berbagai sebab, misalnya perdarahan, penyakit darah, penyakit-penyakit menahun, seperti TBC, malaria menahun, ankilostomiasis, atau karena makanan tidak sempurna misalnya kekuranagan zat besi, protein, dan vitamin oleh karena itu, pengobatan pun berlainan disesuaikan dengan penyebabnya
Di sini akan dibahas anemi yang langsung berhubungan dengan atau disebabkan oleh kehamilan dan yang paling penting dalam golongan ini adalah anemi karena defisiensi besi yang merupakan 95% dari anemi pada wanita hami.
Pengukuran hemolobin merupakan pemeriksaan yang penting dalam rawatan keamilan dan harus dilakukan sekali 3 bulan. Nilai hemoglobin yang dianggap normal pada wanita barat ialah antara 12-15%, tetapi nilai pada wanita Indonesia lebih rendah. Kita katakan seseorang wanita menderita anemi jika Hb-nya < 12 g% dalam keadaan hamil <37%.
Anemi karena defisiensi besi – Penyebab anemi ini umumnya cadangan besi pada waktu haid. Pada wanita yang hamil cadangan ini akan berkurang lagi bahkan habis karena kebutuhan janin akan besi sangat besar. Juga bertambahnya volume dara menurunkan Hb.
Profilaksis:
Semua wanita hamil harus garam besi ekstra, terutama pada 4-5 bulan yang terakhir
Pengobatan
Sedapatnya garam besi diberi per os garam ferro lebih baik daripada garam
Ferri karena lebih mudah diserap oleh usus misalanya diberi sulfal ferrosus 3x 200mg
Suntikan intramuskular hanya diberikan jika :
1. Obat tidak masuk per os ( muntah ).
2. Tidak dilabsorpsi ( mencret )
3. Jika persalinan sudah dekat.
Apabila anemi sangat berat dan persalinan sudah dekat seperti sekali, perlu
Timbangkan transfusi darah dalam bantuk packed cells.
Penyakit Saluran Kemih
1. Nefritis akut – dapat terjadi sesudah infeksi akut, seperti tonsilitis atau sebagai
akibat keracunan timah, air raks, atau arsen
Gejala-gejalanya adalah hematuri, oliguri sampai anuri, proteinuri , edema,
hipertensi. Dalam sedimen terdapat silinder-silinder.
Hematuri dipakai untuk membedakan nefitis dengan preklampsi karena
Preeklampsi hematuri tidak ada atau ringan sekali.
Penyakit ini dapat menimbulkan abortus dan gestosis dengan terapi diluar
Kehamilan.
2. Sistitis – terutama terjadi dalam nifas. Penyebabnya ialah trauma kandung
kencing karena persalinan, kurang sensitifnya kandung kemih hingga ada urine sisa; dan semuanya semuanya yang akan memudahkan infkesi.
Terapinya adalah pencegahan trauma pada kandung kencing, menghindarkan urine sisa dengan kateterisasi setiap 8 jam atau dengan pemasangan kateter menetap dan oemberian anti biotik.
3. Bakteriuri asimtoma- Pertumbuhan bakteri di kandung kemih tanpa gejala-
Gejala. Prevalensi 3-7% dari kehamilan
Diagnosis ditegakan pada pemeriksaan urine wanita hamil, yang di dapt 100,0000 kuman per1 mL.
Teraoi yang digunakan adalah Nitrofurantoin diberikan selama 10 hari atau ampisilin, amoksilin, sefaloporin, nitrofurantoin, dan preparat sulfa diberikan 3 hari .
4. Pielitis - Radang dari piala ginjal ( pielum ). Biasanya bilateral, tetapi jika
Unilateral, biasanya terdapat disebelah kanan. Penyakit ini lebih sering terjadi pada triwulan terakhir kehmilan.
Gejala-gejalanya adalah nyeri di pinggang biasanya kanan, panas tinggi , dan dalam urine terdapat leukosit yang berkelompok .
Di samping bantuk yang akut, ada juga bentuk yang sub atau efebrildengan gejala satu-satunya nyeri pinggang. Oleh karena itu, nyeri pinggang dalam kehamilan tidak boleh diremehkan. Biasanya disebabkan oleh basil E.coli.
Yang memudahkan terjadinya infeksi ialah bendungan urine karena antoni
ureter. Pelajaran basil E.coli ialah dari usus besar melalui jalan-jalan linfe ke
pielum. Bendungan dan antoni ureter dalam kehamilan mungkin disebabkan
oleh progesteron, obstipasi, atau tekanan uterus yang membesar pada ureter.
Kadang-kadang infeksi pelum meluas ke jaringan ginjal hingga jadi
pielonefritis.
Pengaruh pielonefritis pada kehamilan:
a. Dapat menimbulkan geotosis ( 5% )
b. Dapat menimbulkan gestosis ( insulfisiensi plasenta atau hipoksemi ) .
c. Dapat terjadi persalinan kurang bulan karena demam yang tinggi
Pielonefritis yang menahun menyebabkan ginjal kisut.
Pengobatan :
Ampisilin, sefalosporin, atau kombinasi gentamisin atau amnioglikosida lainnya dengan ampisilin, gantrisin, baik untuk pengobatan selama 7-10 hari. Selama pengobatan, perlu pemeriksaan serum kreatini secara serial.
Pasien dinasehatkan untuk minum banyak agar air kencing banyak sehingga tidak ada bendungan dalam rongga panggul dan buang air besar harus teratur. Tidur ke samping kadang-kadang dianjurkan, yaitu pada samping yang sehat untuk memudahkan drainase ginjal yang sakit.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
SEO